Tegalsari, ISNU TGW - Setelah disusun Program Kerja Tahap 1, Pengurus ISNU Tegalwaru mulai merealisasikannya satu persatu, Seperti hal nya pada malam Rabu (24/9/2019) telah dilaksanakan Kajian Aswaja yang merupakan Program Kerja dari Seksi Pengembangan Aswaja.
Kajian yang dilaksanakan di Majlis Darul Fikri Kp. Cikuda Ds. Tegalsari ini, dihadiri oleh Pengurus PWC ISNU Tegalwaru, Jamaah Majlis Darul Fikri yang terdiri dari Bapak-bapak, ibu-ibu, Remaja dan Anak-anak. Dan dalam kajian ini Ust. Komarudin bertindak sebagai Narasumber.
Sebelum dimulai kajiannya, Ust. Komarudin memimpin Tawasul dan Do'a dan diikuti oleh Pengurus ISNU juga jamaah Bapa-bapa, ibu-ibu, remaja dan anak-anak yang hadir.
Pada Acara inti Kajian, Ust. Komarudin menjelaskan terkait Shalat Istisqo' yang mengambil Rujukan dari Kitab Fathul Qorib.
Dari Penjelasan Narasumber, Inti Kajian beliau dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Shalat Istisqo' yaitu meminta hujan dari Allah SWT
- Sholat istisqa’ disunnahkan bagi orang mukim dan musafir ketika ada hajat sebab tidak turun hujan atau sumber air mengering dan sesamanya.
- Sholat istisqa’ sunnah diulangi dua kali atau lebih jika belum diberi hujan hingga Allah Swt memberi hujan pada mereka
- Maka seorang imam dan orang sesamanya hendaknya memerintah masyarakat untuk bertaubat. Dan bagi mereka wajib menuruti perintah imam sebagaimana yang telah difatwakan oleh imam an Nawawi.
- Taubat dari dosa hukumnya wajib, baik diperintah oleh imam ataupun tidak.
- Dan diperintahkan agar melakukan sedekah, keluar dari bentuk-bentuk kedhaliman terhadap hamba manusia, berdamai dengan musuh dan melakukan puasa tiga hari sebelum keluar untuk melakukan sholat istisqa’, sehingga dengan hari keluar ini puasa yang dilakukan menjadi empat hari.
- Kemudian imam keluar bersama masyarakat pada hari yang ke empat dalam keadaan berpuasa tanpa memakai wangi-wangian dan tidak berhias, bahkan berangkat dengan mengenakan pakaian sehari-hari.
- Lafadz ‚bidzlah‛ dengan menggunakan huruf ba’ yang diberi titik satu di bawah serta dikasrah dan dzal yang diberi titik satu di atas dan terbaca sukun. ‚Tsiyab bidzlatin‛ adalah pakaian keseharian yang biasa dikenakan saat bekerja.
- Dan berangkat dengan tenang, maksudnya khusyu’ dan merendahkan diri di hadapan Allah.
- Mereka berangkat juga disertai oleh anak-anak kecil, orang-orang lansia, dan binatang-binatang ternak.
- Imam atau penggantinya melakukan sholat dua rakaat bersama mereka seperti pelaksanaan sholat dua hari raya di dalam tata caranya, mulai dari bacaan iftitah, ta’awudz, bacaan takbir tujuh kali di rakaat pertama, dan bacaan takbir lima kali di rakaat kedua seraya mengangkat kedua tangannya.
- Kemudian seorang imam disunnahkan melaksanakan dua khutbah seperti dua khutbah sholat dua hari raya di dalam rukun-rukunnya dan yang lainnya.
- Akan tetapi ia membaca istighfar kepada Allah Swt di dalam kedua khutbah sebagai ganti dari bacaan takbir di awal keduanya di dalam khutbah dua hari raya. Maka seorang imam memulai khutbah pertama dengan bacaan istghfar sembilan kali dan memulai khutbah kedua dengan istighfar tujuh kali.
- Dua khutbah dilaksanakan setelah pelaksanaan sholat dua rakaat.
- Seorang imam hendaknya membalik selendangnya. Maka ia memindah bagian kanan ke bagian kiri dan bagian atas ke bagian bawah. Dan seluruh jama’ah juga membalik selendangnya seperti cara membalik yang dilakukan oleh khatib.
- Seorang khatib hendaknya memperbanyak doa baik dengan suara pelan ataupun keras. Ketika khatib memelankan suara, maka para jama’ah juga berdoa dengan memelankan suara. Dan ketika khatib mengeraskan suara, maka para jama’ah mengamini doa sang khatib.
- Seorang khatib hendaknya juga memperbanyak bacaan istighfar.
- Seorang khatib juga dianjurkan berdoa dengan doa yang dibaca Rosulullah SAW.
Terkait Do'a yang dimaksud, Ust. Komarudin membagikan selembaran Do'a, sama dengan yang termaktub dalam kitab Fathul Qorib tersebut untuk dibawa oleh jamaah yang hadir.
Do'a tersebut adalah sebagai berikut :
Dokumentasi & Fotografer : Saepul Rohman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar