Sabtu, 31 Agustus 2019

Susunan Pengurus ISNU Tegalwaru

SUSUNAN PENGURUS WAKIL CABANG
IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA (ISNU)
KECAMATAN TEGALWARU
MASA KHIDMAH 2019-2021

Pelindung                    :
1. Camat Tegalwaru
2. Ketua MUI Tegalwaru

Dewan Penasehat      :
1. MWC NU Tegalwaru
2. PC ISNU Kabupaten Purwakarta
3. Asep Manar, S.Pd.I
4. H. Aceng Jamaludin, S.Pd.I

Dewan Ahli                 :
1. Samid Luki Kusaeri, S.Pd.I
2. Deden Abdullah, S.Pd.I

Pengurus Harian         :
Ketua                             : Opa Mustopa, S.Pd.
Wakil Ketua                   : Ahsan, S.Pd.I
Wakil Ketua                   : Wawan Setiawan, SE.
Wakil Ketua                   : Sutresna Himawan
Sekretaris                      : Ahmad Saepudin, S.Pd.
Wakil Sekretaris            : Nenti Suryati, S.Pd.
Bendahara                     : Dodi Dores, S.Pd.
Wakil Bendahara          : Edi Junaedi, S.Pd.I.

Seksi-seksi                 :
A.    Pendidikan, penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Koordinator     : Kamal Mubayyin, S.Pd.I
Anggota           : Nurul Koyimah, S.Pd.I
B.    Informasi, Komunikasi dan Data
Koordinator     : Muhamad Gozali, S.Pd.
Anggota           : 1. Yusuf Hamdani, ST.
Anggota           : 2. Asep Sunandar
C.    Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
Koordinator     : Dede Zainal Mustofa, SE
Anggota           : 1. Awang, S.Pd.
Anggota           : 2. Cepi, S.Pd.
D.    Advokasi dan Pengabdian Masyarakat
Koordinator     : Saepul Rohman, S.Pd.
Anggota           : Jamaludin, S.Pd.
E.    Pengembangan ASWAJA
Koordinator     : Abdul Arip Rahman, S.Pd.
Anggota           : Irwan, S.Pd.I
------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------
Daftar Hadir Pengurus

1. 20/8/2019 : Tahlil Kebangsaan
    (a) Ahmad Saepudin
2. 8/9/2019 : Haul KH. Utim Hidayat
    (a) Opa Mustopa
    (b) Ahmad Saepudin
    (c) Kamal Mubayyin
    (d) Irwan
3. 13/9/2019 : Rapat ISNU Ke-1
    (a) Opa Mustopa
    (b) Ahmad Saepudin
    (c) Dede ZM
    (d) Awang
    (e) Cepi
    (f) Saepul Rohman
    (g) Jamaludin
4. 13/9/2019 : Shalat Istisqo
    (a) Opa Mustopa
    (b) Ahmad Saepudin
5. 14/9/2019 : Ngaji Kebangsaan
    (a) Opa Mustopa
    (b) Ahmad Saepudin
    (c) Dede ZM
    (d) Cepi
6. 17/9/2019 : Muskercab 
   (a) Opa Mustopa
   (b) Ahmad Saepudin
   (c) Nurul Koyimah
   (d) M. Gozali
   (e) Dede ZM
7. 18/9/2019 : Rapat KBNU Persiapan  Kegiatan Rapat Pleno PBNU 2019
   (a) Opa Mustopa
   (b) Ahmad Saepudin
   (c) Dede ZM
8. 19-20/9/2019 : Seminar Keg. Rapat Pleno PBNU 2019
   (a) Opa Mustopa
   (b) Ahmad Saepudin
   (c) Asep Sunandar
   (d) Dede ZM
   (e) Awang
   (f) Saepul Rohman
   (g) Jamaludin
9. 20/9/2019 : Pembukaan Rapat Pleno PBNU 2019
   (a) Opa Mustopa
   (b) Ahmad Saepudin
   (c) Asep Sunandar
   (d) Dede ZM
   (e) Saepul Rohman
10. 21/9/2019 : Pelantikan PWC ISNU
   (a) Opa Mustopa
   (b) Ahmad Saepudin
   (c) M. Gozali
   (d) Dede ZM
   (e) Saepul Rohman
11. 21/9/2019 : Sosialisasi Pomdes
  (a) Opa Mustopa
12. 22/9/2019 : Pengajian, Diskusi,
      Shalawat, Kajian dan Diskusi
      Islam Nusantara PC ISNU PWK
     (Tidak ada yang hadir)
13. 24/9/2019 : Rapat ISNU Ke-2
   (a) Opa Mustopa
   (b) Ahmad Saepudin
   (c) M. Gozali
   (d) Dede ZM
   (e) Saepul Rohman
14. 29/9/2019 : Haol Mama Cipulus
   (a) Opa Mustopa
   (b) M. Gozali
15. 8/10/2019 : Launching Pusat Laboratorium Gerakan Sarjana NU dan
      Ngaji Islam Nusantara
   (a) Opa Mustopa
   (b) M. Gozali

Jumat, 30 Agustus 2019

1 Muharram 1441 H Jatuh Pada Minggu, 1 September 2019

Tegalwaru, ISNU TGW - Sebagaimana dikutip dari NU Online, Lembaga Falakiyah PBNU telah mengumumkan bahwa 1 Muharram 1441 H jatuh pada Ahad, 1 September 2019. Tentu hal ini sangat ditunggu informasinya oleh masyarakat, sebab sudah menjadi kebiasaan masyarakat di tanah air untuk melaksanakan berbagai ibadah di akhir dan awal tahun serta di sepanjang bulan Muharram, seperti melantunkan do’a akhir dan awal tahun, puasa, dzikir, memperbanyak sedekah dan ibadah-ibadah lainnya.

Sebagaimana Pengumuman Lembaga Falakiyah PBNU, Beberapa Tim Falakiyah Kementerian Agama pun mendapatkan hasil yang serupa, seperti informasi di website Kementerian Agama Provinsi Aceh yang mengumumkan bahwa hilal tidak mungkin terlihat baik di Aceh maupun di seluruh Indonesia, karena posisi hilal yang terlalu rendah, sehingga harus mengistikmalkan 30 hari Zulhijjah 1440 H sehingga dapat disimpulkan bahwa 1 Muharram secara konsep imkan rukyat jatuh pada 1 september 2019.  

Pergantian tahun ini tentu memberikan sebuah harapan baru, diantaranya untuk menjadi lebih baik lagi dibandingkan dengan hari, minggu dan tahun sebelumnya. Bagi PWC ISNU Tegalwaru sendiri, awal tahun 1441 H ini adalah sebuah momentum untuk melakukan berbagai ikhtiar demi mewujudkan tujuan-tujuan ISNU sebagaimana tercantum dalam Peraturan Dasar ISNU. (Ahmad Saepudin)

Kamis, 29 Agustus 2019

Menelusuri Pengabdian Sarjana NU di MTs. Nurul Huda

Oleh : Ahmad Saepudin, S.Pd.

Istilah Sarjana versi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat disimpulkan dengan orang pandai/ahli ilmu pengetahuan yang telah menamatkan pendidikan tingkat terakhir di Perguruan Tinggi. Menurut penulis, yang juga lebih penting ialah apa yang akan dilakukan oleh Sarjana tersebut setelah gelarnya diperoleh, tentu sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Penulis yakin, khususnya di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta, sudah banyak orang yang bergelar sarjana dan menyalurkan keahlian serta ilmunya masing-masing, hal ini dapat ditelusuri di lembaga-lembaga ekonomi, pendidikan, pemerintahan, dan lainnya.

Semisal di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda Kp. Cijati RT. 009 RW. 005 Ds. Tegalsari Kec. Tegalwaru ada beberapa sarjana asal Kecamatan Tegalwaru yang sedang mengabdikan dirinya untuk memberikan ilmu dan pengalamannya. Sebut saja Sahabat Opa Mustopa, S.Pd., Saepul Rohman, S.Pd., dan Ahmad Saepudin, S.Pd.

Berikut dokumentasi salah satu kegiatan di MTs. Nurul Huda yakni Kegiatan Visitasi dan Akreditasi MTs Tahun 2019
Sahabat Opa Mustopa dan Ahmad Saepudin beserta Guru-guru dan siswa-siswi MTs. Nurul Huda menyambut TIM ASESOR BAN-S/M Provinsi Jawa Barat

Sahabat Saepul Rohman ketika menemani Kepala Madrasah dan Ketua Yayasan menerima kedatangan TIM ASESOR

Selain mengajar, beberapa Guru di MTs ini juga masuk menjadi kepengurusan PWC ISNU Kecamatan Tegalwaru, yakni Sahabat Opa terpilih menjadi Ketua ISNU, Ahmad sebagai Sekretaris dan Saepul Rohman masuk menjadi Koordinator Advokasi dan Pengabdian Masyarakat. Bahkan Kepala MTs Nurul Huda juga termasuk di dalam jajaran Dewan Penasehat Organisasi ISNU ini.
Bpk. H. Aceng Jamaludin, S.Pd.I (disamping kanan TIM ASESOR) selaku Kepala MTs Nurul Huda yang juga Dewan Penasehat PWC ISNU Tegalwaru

Tentu ini hanya sebagian kecil dari beberapa Sarjana khususnya Sarjana NU yang telah mengabdikan dirinya di Lembaga Pendidikan sesuai Gelarnya yakni Sarjana Pendidikan (S.Pd.). 

Kamis, 22 Agustus 2019

Bagian 2 : MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA (Halaman 113-116)



KANG SAID DAN ISLAM NUSANTARA
  1. Kang Said menegaskan bahwa Islam Indonesia tidak harus seperti Islam di kawasan Arab dan Timur Tengah, Islam di Timur Tengah yang berwajah ekstrim dengan simbol-simbol khas padang pasir, dengan memakai gamis dan cadar. Islam Nusantara, dalam penegasan Kang Said, adalah Islam yang khas Indonesia, yang mengapresiasi kebudayaan-kebudayaan setempat. Kang Said mencontohkan, bahwa zaman Walisongo merupakan periode penting dalam strategi Islam Nusantara. Pada masa Walisongo, terjadi perpaduan harmonis antara tradisi lokal dengan ajaran Islam. Adanya tradisi sesajen yang dianut oleh nenek moyang warga muslim di Indonesia, diwarisi dari ajaran Hindu-Budha. Akan tetapi oleh Walisongo, sesajen kemudian disempurnakan dengan diberi do’a-do’a penting, serta diluruskan niatnya untuk bersedekah, inilah gambaran sejuk dari dakwah model Islam Nusantara, yang tidak menggunakan kekerasan ataupun langsung melarang sesajen, akan tetapi menginternalisasi agar larut dalam dimensi batin Islam Nusantara.
  2. Strategi cerdas Walisongo yang mentransformasikan sesajen dengan menjadi tradisi Slametan, merupakan wajah ramah yang dicontohkan Islam Nusantara. Bila pada awalnya, sesajen diniatkan untuk mempersembahkan makanan kepada roh-roh ghaib, tidak demikian dengan tradisi slametan. Dalam tradisi ini, makan yang disajikan justru diberikan kepada tetangga dan warga muslim untuk dido’akan agar mendapatkan keberkahan bersama. Usai dido’akan bersama, makanan sesaji yang menjadi ubo-rampe slametan kemudian dibagikan untuk dinikmati bersama. Inilah tradisi indah ala Walisongo dalam wujud transformasi tradisi sesajen, menjadi slametan yang khas Islam Nusantara.
  3. Kang Said mengisahkan, bahwa “tradisi sesajen diganti dengan slametan, sesajen kan untuk usir roh jahat, Kalau slametan, masyarakat diajak makan bersama. Untuk kemudian minta mendo’akan agar yang mengadakan slametan ini selamat dunia akhirat” ungkap Kang Said, yang merupakan tokoh berpengaruh versi Republika 2012 lalu.
  4. Menurut Kang Said, kondisi unik semacam ini, hanya ditemukan di Indonesia, karena sejarah Indonesia yang sejak zaman dahulu sudah hidup dengan keragaman adat istiadat, Dalam pandangan Kang Said, Pendekatan dan strategi untuk mendamaikan serta menyandingkan antara tradisi lokal dan nilai islam, inilah yang merupakan karakter khas Islam Nusantara. “Cara pendekatan budaya, inilah yang kita namakan dengan Islam Nusantara” –Islam Nusantara Jadu Kekhasan Muslim Indonesia, Republika, 10 Maret 2015
  5. Meski demikian, beberapa ulama yang terhimpun dalam lingkaran Walisongo juga piawai menghimpun strategi militer. Sunan Gunung Jati (Syaikh Syarif Hidayatullah) merupakan salah satu ulama yang cerdas dalam berdiplomasi dan mahir menggunakan strategi militer. Beliau mengamankan wilayah Jawa Bagian Barat dan mendirikan Kerajaan Banten, Strategi Politik dan Milter Sunan Gunung Jati diakui dalam dimensi politik Nusantara, Pada masa itu. Di sisi lain, Sunan Kudus (syaikh Ja’far Shodiq) juga mahir dalam berpolitik dan menerapkan strategi pertahanan untuk Kerajaan Demak Bintara. Dikisahkan, Sunan Kudus menjadi ahli perang dan jenderal yang mampu menjaga keseimbangan politik di kawasan Jawa pesisiran. Akan tetapi, Strategi dakwah Sunan Kudus juga sangat khas dengan nilai lokal. Monumen menara Kudus menjadi bukti bahwa Sunan Kudus sangat peka dengan nilai budaya orang hindu. Sunan Kudus juga melarang keluarga dan santri-santrinya untuk menyembelih sapi yang merupakan hewan persembahan bagi orang Hindu, Bahkan sampai sekarang orang Kudus menjaga tradisi ini dengan tidak menyembelih sapi. Untuk merawat ajaran Sunan Kudus dan menghormati orang-orang Hindu yang pernah bermukim di kawasan lereng muria. Karakter khas Islam Nusantara yang dipraktekan oleh Walisongo, inilah yang menjadi karakter utama dalam membangun konsep epistemik Islam Nusantara di masa kini. (Oleh : Ahmad Saepudin)

Rabu, 21 Agustus 2019

MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA (Halaman 112-113)



KANG SAID DAN ISLAM NUSANTARA

  1.     “Kita mempunyai Islam Nusantara, Islam khas Indonesia, dengan paham Ahlussunah wal Jama’ah yang mengutamakan toleransi, menegaskan Islam rahmatan lil ‘alamin, dengan ideologi tawazun, tawasuth, tasamuh, dan i’tidal. Siap memberi solusi dan wajah Islam kepada dunia. Kita siap memelopori gerakan islam kultural dan kekuatan masyarakat sipil dengan memadukan ilmu agama tradisional dengan ilmu pengetahuan modern, untuk menuju baldatun thoyyyibatun wa robbun ghofur, PBNU siap menginternasionalisasi sikap Islam Nusantara” KH. Said Aqil Siroj, Harlah NU Ke-89 di Kantor PBNU (31/1/2015).
  2.     Islam Nusantara merupakan identitas dari konsep keislaman yang diusung oleh Nahdlatul Ulama. Gerakan dan konsep dakwah yang diajarkan oleh ulama-ulama Nahdlatul Ulama, tidak lepas dari warisan ulama-ulama terdahulu, yang tersambung dengan model dakwah ulama Walisongo. Inilah yang menjadi tipikal khas gerakan dakwah NU untuk membumikan Islam yang ramah dengan karakter lokal dengan tradisi dan budaya setempat. Dengan demikian, Islam Nusantara tidak sekedar mengimpor Islam ala Timur Tengah, akan tetapi menjernihkan Islam dengan memadukan unsur-unsur lokal, agar Islam lebih diterima dan membumi.
  3.      Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyebut pribumi-saso Islam, sebagai strategi dakwah untuk membumikan Islam Nusantara. Pribumisasi Islam, dalam bayangan Gus Dur adalah mempertemukan saripati Islam dengan kekhasan kultur dan adat masyarakat setempat. Dengan demikian, Islam Nusantara mengharmonisasikan prinsip ajaran keagamaan dengan nuansa kultural. Pribumisasi Islam, yang digemakan oleh Gus Dur merupakan salah satu ciri khas dalam bangunan epistemik Islam Nusantara.
  4.     Konsep Islam Nusantara memang membutuhkan pematangan dan penguatan dalam ketangka epistemiknya, Pemikiran dan ide-ide Kang Said dalam mengembangkan Islam Nusantara dapat menjadi renungan berharga. Menurut Kang Said Islam Nusantara merupakan rumusan nilai-nilai Islam dengan budaya masyarakat di negeri ini. “Islam Nusantara adalah gabungan nilai nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya dan adat istiadat di tanah air. Dengan demikian, ini bukan barang baru di Indonesia”. Ungkap Kang Said dalam sebuah acara di PBNU, jakarta Senin, 9 Maret 2015.
  5.      Kang Said menegaskan bahwa konsep Islam Nusantara itu mensinergikan antara ajaran Islam dengan adat istiadat masyarakat setempat. Yang terhampar luas di bumi Indonesia. Dalam hal ini, Ke-Nusantaraan Islam tidak sekedar di wilayah Indonesia, akan tetapi juga di kawasan Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Pattani Thailand, Namun demikian, titik episentrum Islam Nusantara terpusat di Indonesia, karena khazanah pengetahuan, arsip, warisan budaya tersebar di Indonesia. Sejarah panjang kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, masa Walisongo dan kemudian berlanjut dengan terbentuknya Nahdlatul Ulama merupakan jejak panjang yang menguatkan peradaban Islam Nusantara.
(Oleh : Ahmad Saepudin)

Selasa, 20 Agustus 2019

Segala Hal Tentang ISNU (Bagian 2)

ISNU - Bagian 2 
Oleh : Ahmad Saepudin

  1. ISNU baru berhasil dibentuk dan dilembagakan tahun 2012, setelah disahkan di Muktamar ke-32 NU di Makasar Tahun 2010 (s.d. 2019 Usia ISNU baru 7 Tahun) (https://www.nu.or.id/post/read/87287/mendedah-kiprah-isnu)
  2. Ketua PWC ISNU Kecamatan Tegalwaru 2019-2021 : Opa Mustopa, S.Pd. (https://isnutegalwaru.blogspot.com/2019/08/revitalisasi-pwc-isnu-tegalwaru.html)
  3. Ketua PC ISNU Kabupaten Purwakarta 2018-2023 : Ahmad Syaroni (http://www.purwakartapost.co.id/07/10/2018/purwakarta/pengurus-isnu-purwakarta-periode-2018-2023-resmi-dilantik/17139/)
  4. Ketua PW ISNU Provinsi Jawa Barat : 
  5. Ketua PP ISNU 2018-2023 : Dr. H. Ali Masykur Musa, M.Si, M.Hum. (https://www.nu.or.id/post/read/94903/tiga-agenda-ali-masykur-musa-usai-dikukuhkan-kembali-sebagai-ketum-isnu) dan (https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Masykur_Musa)
  6. 3 Agenda Ketua PP ISNU 2018-2023 : (a) Memperbanyak sarjana hingga guru besar di lingkungan NU, (b) ISNU membentuk jaringan dengan lembaga-lembaga pemerintahan dan dunia usaha sehingga anggota-anggotanya bisa mengambil peran dalam dua hal tersebut, (c) Mendorong Pemerintah agar menjadikan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai pandangan dalam setiap pengambilan keputusannya, baik dari segi regulasi maupun implementasi kebijakan-kebijakan pembangunan. ((https://www.nu.or.id/post/read/94903/tiga-agenda-ali-masykur-musa-usai-dikukuhkan-kembali-sebagai-ketum-isnu)
  7. 4 Ukuran Capaian ISNU dalam berpartisipasi membangun bangsa dan negara Indonesia : (a) Tingkat Pendidikan (b) Program ekonomi yang bersinggungan langsung dengan masyarakat kecil (c) Para Ilmuwan yang ada di ISNU harus mempunyai Networking (d) Menciptakan kehidupan yang toleran dan bersahaja serta menghargai perbedaan (https://www.nu.or.id/post/read/94861/ali-masykur-musa-ini-empat-ukuran-capaian-isnu)
  8. PBNU bentuk Organisasi Perhimpunan Dokter di bawah ISNU. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) 2018-2022 : dr. Muhammad S Niam, FINACS,  M.Kes, Sp.B-KBD  (https://www.nu.or.id/post/read/99508/pbnu-bentuk-organisasi-perhimpunan-dokter-di-bawah-isnu) dan (https://www.nu.or.id/post/read/99540/susunan-lengkap-pengurus-pusat-pdnu-2018-2022)
  9. Dulu 'Serang' ICMI, Kenapa Sekarang NU Bentuk ISNU? Tahun 1990 KH, Abdurrahman Wahid menentang berdirinya ICMI, karena ICMI hanya dijadikan alat pemerintah untuk mengontrol kelompok islam militan dan ICMI juga merupakan simbol kebangkitan kembali politik sektarian,, sementara ISNU didasari dengan tujuan untuk ikut berpartisifasi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. (https://www.nu.or.id/post/read/87295/dulu-serang-icmi-sektarian-kenapa-nu-sekarang-bentuk-isnu)

Peringati HUT RI Ke-74, IPNU-IPPNU Tegalwaru Gelar Tahlil Kebangsaan


Tegalsari, ISNU TGW - Pada Peringatan HUT RI Ke-74, PAC IPNU-IPPNU Tegalwaru bekerjasama dengan DKM Darul Fikri dan PR NU Tegalsari menggelar Tahlil Kebangsaan di Majlis Darul Fikri Cikuda Desa Tegalsari Kecamatan Tegalwaru Purwakarta.

Acara yang dilaksanakan pada Selasa, 20 Agustus 2019 ini diikuti oleh MWC NU, GP. Ansor, Banser, ISNU, IPNU, IPPNU dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi kegiatan.

Sebelum pelaksanaan Tahlil dilaksanakan, Ketua MWC NU Tegalwaru memberikan sambutan serta mauidoh hasanah pada kegiatan ini


"Sebagian besar bahkan hampir seluruh masyarakat di Kecamatan Tegalwaru sebetulnya secara kultural sudah NU, namun masih ada beberapa orang yang enggan mengakui ke-NU-annya, karena beranggapan bahwa NU itu adalah Partai Politik. padahal di Muktamar NU Ke-27 dihasilkan formulasi yang disebut sebagai Khittah NU dimana Pondasi perjuangan NU adalah sebagai gerakan sosial-keagamaan" ujar Ustad Daud Hamdani.

Selanjutnya dalam hal kemerdekaan RI ke-74, beliau mengajak kepada yang hadir untuk senantiasa bersyukur dengan cara mengisi kemerdekaan melalui hal-hal yang diridhoi Allah SWT.

Adapun untuk Acara inti, Ustad Komarudin selaku Pengurus DKM Darul Fikri yang juga Ketua PR NU Desa Tegalsari dipercaya untuk memimpin Tahlil berikut Pembacaan Surah Yasin untuk mendo'akan seluruh para Pahlawan yang telah berjuang untuk Kemerdekaan NKRI yang kita cintai ini.

 


Acara ditutup dengan Do'a dipimpin oleh Ustad Yusuf selaku sesepuh DKM Darul Fikri dan sebagai Kegiatan Tambahan, untuk mengedukasi para santri dan masyarakat yang hadir, Pengurus PC dan PAC IPNU-IPPNU menayangkan berbagai Video Perjuangan para Kyai dan Santri dalam rangka memperjuangan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Red: Ahmad Saepudin)

Senin, 19 Agustus 2019

Segala Hal tentang ISNU (Bagian 1)

ISNU - Bagian 1 
Oleh : Ahmad Saepudin
  1. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) adalah Organisasi Profesional yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada kelompok sarjana dan kaum intelektual. (Peraturan Dasar ISNU Pasal 4)
  2. ISNU dideklarasikan di Surabaya pada Jum'at, 19 November 1999 bertepatan dengan 11 Rajab 1420 H (Peraturan Dasar ISNU Pasal 1)
  3. ISNU berpedoman kepada Al-Qur'an, As-Sunnah, Al-Ijma' dan Al-Qiyas. (Peraturan Dasar ISNU Pasal 5)
  4. ISNU berakidah Islam Ahlussunnah wal jama'ah. Dalam bidang akidah mengikuti madzhab Imam Abu Hasan Al-Asy'ari dan Imam Abu Mansyur Al-Maturidi; dalam bidang fiqih mengikuti salah satu dari empat madzhab (maliki, hanafi, Syafi'i, Hambali) dan dalam bidang tasawuf mengikuti madzhab Imam Junaid Al-Bagdadi dan Abu Hamid Al-Ghazali  (Peraturan Dasar ISNU Pasal 6)
  5. Dalam Kehidupan Berbangsa dan bernegara, ISNU berasas Pancasila dan UUD 1945  (Peraturan Dasar ISNU Pasal 7)
  6. Tujuan ISNU : (a) Mewadahi kegiatan-kegiatan para sarjana, ilmuwan, intelektual, dan profesional Nahdlatul Ulama dari berbagai disiplin ilmu agar terarah efektif dan efisien, sekaligus berfungsi sebagai laboratorium NU di semua tingkatan. (b) Meningkatkan Pengembangan Islam Ahlussunnah wal Jamaa'ah, ilmu pengetahuan dan teknologi, (c) Meningkatkan sinergitas kegiatan NU dalam mencapai dan memperjuangkan kesejahteraan umat dan masyarakat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Peraturan Dasar ISNU Pasal 10)
  7. Usaha ISNU : Mengkhidmatkan diri pada Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan-kegiatan berikut : (a) Menghimpun potensi para ilmuwan dan profesional di lingkungan NU; (b) Berperan dalam pengembangan pendidikan dan kehidupan sosial ekonomi dalam rangka menyiapkan generasi kepemimpinan dan seumber daya manusia (SDM) yang berakhlak luhur, berkualitas dan terpercaya bagi jam'iyah NU, khususnya dalam memasuki era globalisasi, (c) Membentuk Komunitas Ilmiah, (d) Menyelenggarakan berbagai kegiatan penelitian dan pengkajian yang inovatif, strategis, dan antisipatif, (e) Menjembatani komunikasi antara Jam'iyah dan Jama'ah NU (f) menghimpun dana untuk pengembangan dan pemberdayaan umat. (Peraturan Dasar ISNU Pasal 11)
  8. Keanggotaan ISNU terdiri dari : (a) Anggota Biasa adalah setiap WNI yang telah menyelesaikan Strata-1 (Sarjana), beragama Islam dan menyatakan diri setia terhadap PDPRT ISNU (b) Anggota Luar Biasa adalah setiap Sarjana, beragama Islam, menyetujui PDPRT ISNU, namun berdomisili secara tetap di luar wilayah NKRI (c) Anggota Kehormatan adalah setiap sarjana atau orang yang berjasa kepada ISNU dan ditetapkan dalam Keputusan Pengurus Pusat. (Peraturan Rumah Tangga ISNU Pasal 1)
  9. Struktur Organisasi ISNU : Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa, Pengurus Wakil Cabang. (Peraturan Dasar ISNU Pasal 14)

Revitalisasi PWC ISNU Tegalwaru


Tegalwaru, ISNU TGW - Ikatan Sarjana NU (ISNU) Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta resmi direvitalisasi, Kegiatan ini berbarengan dengan kegiatan Silaturahmi dan Rapat Koordinasi PWC ISNU Tegalwaru pada 19 Agustus 2019 di Aula MTs. Nurul Amal Tegalwaru.

Rapat Koordinasi menjadi rangkaian awal kegiatan sebelum Revitalisasi dimulai, dihadiri oleh Dewan Pakar dan Ketua PC ISNU Kabupaten Purwakarta, Para Narasumber memberikan beberapa kajian dan arahan kepada seluruh Pengurus ISNU di Kecamatan Tegalwaru. salah satu diantaranya Dewan Pakar ISNU, Ramlan Maulana, S.Pd, M.Hum yang menjelaskan terkait fenomena post trurth, bagaimana fenomena ini mempengaruhi masyarakat Indonesia dan dampak buruknya bagi keutuhan masyarakat.

Hal penting lainnya, Dewan Pakar ISNU, Oyang Este Binos, S.Fil, memberikan arahan terkait bagiamana menjadi Banom NU yang benar-benar berkualitas dan menjadi penggerak bagi Banom-banom yang lainnya. 


Acara yang dibuka oleh Ketua MWC NU ini, diakhiri dengan Kegiatan Revitalisasi Pengurus PWC ISNU  yang dipandu oleh Ketua PC ISNU Sahabat Ahmad Syaroni, Beberapa nama sempat muncul untuk Calon ketua PWC ISNU untuk masa khidmah 2019-2021 ini, melalui pemilihan peserta yang hadir, akhirnya terpilihlah sahabat Opa Mustopa, S.Pd. sebagai Ketua yang mendapatkan suara terbanyak. Yang selanjutnya ditunjuk untuk memimpin formatur penyusunan lengkap keseluruhan pengurus. (Red: Ahmad Saepudin)