Rabu, 21 Agustus 2019

MENEGUHKAN ISLAM NUSANTARA (Halaman 112-113)



KANG SAID DAN ISLAM NUSANTARA

  1.     “Kita mempunyai Islam Nusantara, Islam khas Indonesia, dengan paham Ahlussunah wal Jama’ah yang mengutamakan toleransi, menegaskan Islam rahmatan lil ‘alamin, dengan ideologi tawazun, tawasuth, tasamuh, dan i’tidal. Siap memberi solusi dan wajah Islam kepada dunia. Kita siap memelopori gerakan islam kultural dan kekuatan masyarakat sipil dengan memadukan ilmu agama tradisional dengan ilmu pengetahuan modern, untuk menuju baldatun thoyyyibatun wa robbun ghofur, PBNU siap menginternasionalisasi sikap Islam Nusantara” KH. Said Aqil Siroj, Harlah NU Ke-89 di Kantor PBNU (31/1/2015).
  2.     Islam Nusantara merupakan identitas dari konsep keislaman yang diusung oleh Nahdlatul Ulama. Gerakan dan konsep dakwah yang diajarkan oleh ulama-ulama Nahdlatul Ulama, tidak lepas dari warisan ulama-ulama terdahulu, yang tersambung dengan model dakwah ulama Walisongo. Inilah yang menjadi tipikal khas gerakan dakwah NU untuk membumikan Islam yang ramah dengan karakter lokal dengan tradisi dan budaya setempat. Dengan demikian, Islam Nusantara tidak sekedar mengimpor Islam ala Timur Tengah, akan tetapi menjernihkan Islam dengan memadukan unsur-unsur lokal, agar Islam lebih diterima dan membumi.
  3.      Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyebut pribumi-saso Islam, sebagai strategi dakwah untuk membumikan Islam Nusantara. Pribumisasi Islam, dalam bayangan Gus Dur adalah mempertemukan saripati Islam dengan kekhasan kultur dan adat masyarakat setempat. Dengan demikian, Islam Nusantara mengharmonisasikan prinsip ajaran keagamaan dengan nuansa kultural. Pribumisasi Islam, yang digemakan oleh Gus Dur merupakan salah satu ciri khas dalam bangunan epistemik Islam Nusantara.
  4.     Konsep Islam Nusantara memang membutuhkan pematangan dan penguatan dalam ketangka epistemiknya, Pemikiran dan ide-ide Kang Said dalam mengembangkan Islam Nusantara dapat menjadi renungan berharga. Menurut Kang Said Islam Nusantara merupakan rumusan nilai-nilai Islam dengan budaya masyarakat di negeri ini. “Islam Nusantara adalah gabungan nilai nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya dan adat istiadat di tanah air. Dengan demikian, ini bukan barang baru di Indonesia”. Ungkap Kang Said dalam sebuah acara di PBNU, jakarta Senin, 9 Maret 2015.
  5.      Kang Said menegaskan bahwa konsep Islam Nusantara itu mensinergikan antara ajaran Islam dengan adat istiadat masyarakat setempat. Yang terhampar luas di bumi Indonesia. Dalam hal ini, Ke-Nusantaraan Islam tidak sekedar di wilayah Indonesia, akan tetapi juga di kawasan Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Pattani Thailand, Namun demikian, titik episentrum Islam Nusantara terpusat di Indonesia, karena khazanah pengetahuan, arsip, warisan budaya tersebar di Indonesia. Sejarah panjang kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, masa Walisongo dan kemudian berlanjut dengan terbentuknya Nahdlatul Ulama merupakan jejak panjang yang menguatkan peradaban Islam Nusantara.
(Oleh : Ahmad Saepudin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar